Jumat, 22 Januari 2010

Andai Malam Ini Kau Tidur Di Sampingku Seperti Panjangnya Waktu Yang Telah Kita Lalui

Sebuah Catatan Dalam Buku Harian Seseorang
Dicatat Rabu, 9 September 2009, dini hari


Malam ini aku berbaring sendiri.
Seperti malam-malam sebelum ini.

Malam ini aku berbaring sendiri.
Andai saja kau tidur di sampingku seperti panjangnya waktu yang telah kita lalui. Akan ku pandangi kau dengan penuh kasih, kubelai rambutmu dengan penuh sayang, kan kukecup kening dan kelopak matamu yang terpejam,akan sentuh pelan hidungmu denga jari tanganku, kuusap lembut bibirmu dengan punggung telunjukku. Wajahmu yang manis, yang selalu kukagumi dan kubanggakan, akan menyejukkan hatiku. Kan kubisikkan pelan di telingamu, "Aku sayang kamu".

Malam ini aku berbaring sendiri.
Andai kau tidur di sampingku, seperti panjangnya waktu yang telah kita lalui.
Tidak akan kupandangi kau dengan rasa sedih. Tidak akan kupandangi kau dengan air mata yang menggenang dikelopak mataku. Tidak akan kupandangi kau dengan rintihan hati betapa malangnya aku, mengapa kau sakiti aku, apakah tidak ada artinya segala rasa sayang dan cinta yang kuberikan selama ini padamu, mengapa kau hancurkan aku. Dan air mataku jatuh menitik di keningmu.

Malam ini aku berbaring sendiri.
Andai kau tidur di sampingku seperti panjangnya waktu yang telah kita lalui.
Tidak akan kupandangi kau dengan kekosongan. Kehampaan. Bingung akan apa yang kurasakan, karena campur baur rasa sakit, sedih, syang dan cinta telah teraduk-aduk tak karuan. Lalu aku kembali rebah dengan memandang kosong langit-langit kamar kita.


Malam ini aku berbaring sendiri.
Andai kau tidur di sampingku seperti panjangnya waktu yang telah kita lalui.
Akan kupeluk erat dirimu, kurangkul dengan segenap rasa sayangku, kudekap dengan sepenuh rasa cintaku. Dan tidur nyeyak dalam mimpi tamasya ke syurga bersamamu.