Rabu, 23 Desember 2009

Dimanakah Bahagia


Nikmat kau hisap asap tembakau
Di bangku rumah kontrakan
Sore selesai sibuk bekerja
Siap pergi tuk berkencan

Selesai anak isteri berdandan
tembakau kau matikan
Lalu kau kunci pitu jendela
Siap pergi tunggu bis kota

Tak kalah dengan orang gedongan
dalam rasakan senang
Walau ternyata gaji sebulan
hanya cukup untuk kakus
soal rekreasi sih harus

Libur kecil kaum kusam
Yang teramat manis begitu romantis
Walau sehari setahun

Tuhan rangkullah
jangan Kau biarkan waktu mereka
waktu mereka

Rangkaian bait di atas merupakan syair dari salah satu lagu 'sang maestro' Iwan Fals yang berjudul "Libur Kecil Kaum Kusam". Penuh makna dan begitu menggugah. Teramat manis dan begitu romantis.

Rangkaian kalimat yang tidak terlalu panjang dari seorang Iwan Fals tersebut menggambarkan secara gamblang salah satu sesi kehidupan dari kaum kecil - kaum miskin - yang terlihat begitu senang dan bahagia.

Kesenangan dan kebahagiaan adalah milik siapa saja. Tidak peduli dia miskin ataupun kaya. Lihatlah! Betapa bahagianya kehidupan sang petani, ketika di tengah teriknya matahari, sedang mencangkuli lahannya, tiba-tiba isterinya datang dan memanggilnya, "Mas... sudah dulu nyangkulnya... sudah lohor sekarang. Ayo istirahat dulu... sholat dan setelah itu makan. Ini saya bawa-in ikan asin kepala batu dan sambel pete kesukaan Mas," sambil berjalan menuju dangau di bawah pohon yang rindang. Dan ketika sang petani juga tiba di dangau itu, isterinya langsung menyambutnya dengan senyum manis lalu mengelapi peluh dimukanya. Lalu setelah mebersihkan diri dan sholat zuhur, dia menyantap hidangan nikmat, yang dimasak oleh isterinya dengan mnggunakan bumbu cinta dan kasih sayang, sambil ditemani isteri tercinta dan dikipasi oleh angin yang berhembus sepoi-sepoi. Betapa bahagianya. Bandingkan dengan sebagian dari kita yang terkadang tidak sempat untuk makan siang bersama keluarga di rumah.

Kebahagian, yang teramat manis begitu romantis, tidak terletak dimana kita berada atau dalam status sosial apa kita atau kayakah kita, melainkan terletak pada jiwa kita sendiri dan tergantung sejauh mana rasa syukur kita kepada Yang Maha Kuasa.

Arief Budiman
Medio Des '09



Motivasi Hari Ini (2)
Orang bebal adalah orang yang tidak mau merubah dirinya ke arah lebih baik.